JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menegaskan komitmennya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Bank melihat UMKM sebagai pilar utama ekonomi kerakyatan yang harus terus didorong agar berkembang menjadi usaha yang produktif, mapan, dan berkelanjutan.
Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menyatakan bahwa BSI menempatkan UMKM sebagai segmen prioritas untuk naik kelas. Ia menjelaskan bahwa bank memberikan pendampingan bagi usaha non-bankable, akses pembiayaan, program inkubasi, hingga penghargaan bagi pelaku usaha. Selain itu, bank juga mendorong UMKM untuk memasarkan produknya ke pasar global sebagai bagian dari pengembangan kapasitas dan jangkauan usaha.
Strategi BSI Perkuat Ekosistem UMKM
Menurut Anggoro, BSI menyiapkan lima strategi utama untuk memperkuat UMKM dengan pendekatan berbasis ekosistem syariah. Pertama, pengembangan sumber daya manusia bagi pelaku usaha menjadi fokus utama agar kompetensi mereka meningkat. Kedua, BSI mendorong sertifikasi halal untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan kepercayaan konsumen.
Strategi ketiga adalah pengembangan ekosistem hulu hingga hilir yang mendukung industri halal, sedangkan strategi keempat berkaitan dengan pemberian akses pembiayaan sesuai prinsip syariah. Kelima, BSI memberikan dukungan inovasi agar UMKM dapat terus tumbuh dan bersaing di industri modern. Strategi ini dirancang untuk memastikan UMKM tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga berperan aktif dalam memperkuat ekosistem bisnis berbasis syariah.
Jaringan dan Infrastruktur UMKM BSI
BSI menekankan pentingnya ekosistem kewirausahaan yang mendukung UMKM. Bank mengklaim telah membina lebih dari 4.700 UMKM di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Makassar, melalui peran BSI UMKM Center. Selain itu, BSI memiliki lebih dari 20 Desa BSI dan 35 lokasi sentra UMKM yang tersebar di berbagai daerah, yang difungsikan sebagai wadah pendampingan dan pengembangan usaha.
Anggoro menjelaskan bahwa kontribusi aktif BSI terhadap pengembangan industri halal berdampak besar pada pertumbuhan UMKM. Hingga Agustus 2025, bank telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp52,18 triliun kepada lebih dari 356 ribu nasabah. Pembiayaan tersebut disalurkan melalui berbagai program, termasuk pembiayaan usaha mikro, KUR Syariah, modal kerja untuk SME, dan pembiayaan investasi SME.
Transformasi Digital untuk Mendukung UMKM
BSI juga menekankan pentingnya akselerasi layanan digital dalam mendukung pertumbuhan UMKM. Bank memanfaatkan berbagai platform digital, seperti Portal UMKM BSI dan Portal Salam Digital, sebagai alat utama dalam ekosistem ini. Portal UMKM BSI dirancang untuk membantu pelaku usaha meningkatkan kompetensi sekaligus membangun awareness produknya, sedangkan Portal Salam Digital memudahkan masyarakat mengajukan pembiayaan mikro secara digital.
Selain itu, BSI menghadirkan superapps BYOND dan BEWIZE, yang difungsikan untuk layanan perbankan sekaligus mendukung kegiatan operasional usaha para nasabah UMKM. Anggoro menyebutkan bahwa melalui transformasi digital ini, BSI berharap UMKM dapat lebih mudah mengakses pembiayaan, memasarkan produk, dan mengelola usaha secara efisien.
Dengan strategi menyeluruh yang meliputi pengembangan SDM, sertifikasi halal, penguatan ekosistem, akses pembiayaan, serta dukungan inovasi dan digitalisasi, BSI menargetkan UMKM Indonesia dapat naik kelas. Bank menekankan bahwa pendekatan ini tidak hanya bertujuan meningkatkan daya saing ekonomi nasional, tetapi juga mendorong terciptanya ekosistem syariah yang berkelanjutan.
BSI percaya bahwa kolaborasi antara bank, pelaku usaha, dan masyarakat akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi inklusif. Anggoro menegaskan bahwa komitmen ini merupakan bagian dari visi BSI untuk memperkuat UMKM sebagai motor penggerak ekonomi nasional sekaligus pengembangan industri halal yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan.